Minggu, 25 Juli 2010

MUNAJAT SYA'BAN


Robbi.................
Jika Sya'banMu adalah pembuka bagi kami sampai pada Ramadhan Mubarok
Maka izinkanlah kami membuka segala yang menutup jiwa dalam kelam, ada rasa marah, kecewa, gelisah, gundah, iri, kebencian, kesombongan....
Luruhkanlah Ya Robb, agar kami menjadi lapang

Robbi.................
Jika sya'banMu adalah pengiring kami sampai pada Ramadhan mubarok
Maka iringilah hidup dan langkah kami dalam damainya cintaMu
Kokohkanlah Ya Robb agar kami menjadi tentram

Robbi..................
Jika Sya'banMu adalah penghantar kami sampai pada Ramadhan Mubarok
Maka hantarkanlah kami pada MaghfirohMu yang tiada berbatas
agar kami merasa pantas memasuki ramadahnMu dengan kemuliaan

Robbi..................
Jika Sya'banMu adalah ujung perjalanan kami sebelum sampai pada Ramadhan Mubarok
Maka karuniakanlah bekal yang cukup Wahai Yang Maha Pemberi
agar kami merasa yakin melewati ramadhan dengan lebih sempurna

Robbi..................
Jika Sya'banMu adalah kerinduan untuk sampai pada Ramadhan Mubarok
Maka sampaikanlah kami pada KerinduanMu menjadikan kami sebagai tamu agungMu di Ramadhan yang mubarok
agar kami merasa bahagia dan bangga

Dan Robbi...............
Jika sya'banMu adalah waktu yang tepat memohon maaf serta meminta doa restu manusia agar sampai pada Ramadhan Mubarok dengan tulus
Maka izinkanlah agar saudaraku tercinta yang membacadoaku ini berkenan MEMAAFKAN DAN MEMBERI DOA RESTU, SEMOGA KITA SEMUA DIMENANGKAN DALAM CINTA ILAHI ROBBI..........

Renungan
Medio Sya'ban

Rabu, 30 Juni 2010

Jalan Panjang itu bernama " DAKWAH"

" Sekiranya yang kamu serukan kepada mereka ada keuntungan yang mudah diperoleh dan perjalanan yang tidak seberapa jauh, niscaya mereka mengikutimu, tetapi tempat yang dituju itu terasa sangat jauh bagi mereka. Mereka akan bersumpah dengan nama ALLOH SWT " Jikalau kami sanggup niscaya kami akan berangkat bersamamu" Mereka membinasakan diri sendiri dan Alloh mengetahui bahwa mereka orang-orang yang berdusta " ( QS : At taubah : 42 )
Ketika waktu tiba-tiba mengingatkan kita pada panjangnya perjalanan, ada satu yang selalu menjadi penghibur utama bahwa bersyukur jiwa, akal dan raga ini masih istiqomah ada dalam naungan "dakwah". Jalan pilihan yang tidak semua orang mengerti betapa nikmat menjadi bagian di dalamnya.
Ada langkah yang terkoreksi, ada jiwa yang lebih mengerti tentang makna "kembali" dalam naungan yang Maha Pengampun, ada akal yang selalu terbuai dalam khotirot dan tadabur, ada raga yang bersegera dan memaknai letih dan lelah sebagai simpanan yang menggembirakan.
Sebagaimana terkoreksinya langkah Nabi Musa AS. oleh Nabi khaidir AS. dalam safar yang penuh pembelajaran, sebagaimana "kembalinya" Nabi Yunus AS. yang menempuh jalan taubat dalam ketundukan yang sunyi dalam kesendiriannya, sebagaimana Nabi Ibrohim AS. yang merindui Rabbnya dalam pertanyaan-pertanyaan panjang yang sarat khotirot dan tadabur tiada henti, sebagaimana letih dan lelah Nabi Nuh AS. yang kemudian memohon kepada Rabbnya untuk diberi jalan keluar, sebagaimana kemudian Nabi Muhammad SAW mengumpulkan semua kisah untuk menjadi jalan "dakwah" yang agung dan istimewa.
Jalan ini memang jalan panjang yang selalu membuat kita harus memiliki bekal yang tiada sedikit. Sudah menjadi keharusan dibalik panjangnya perjalanan untuk lebih arif dalam dakwah mengerti bahwa dakwah adalah menyeru manusia dengan hati, mengajak manusia untuk merindui rahmat, menyetuh jiwa mereka dengan peringatan, menggembirakannya dengan maghfiroh, memotivasi mereka dengan syurga firdaus, terbuka pada zaman, menjadikan kepahaman terhadap prioritas dalam seruan-seruan yang kita sampaikan, menimbang dengan cermat kata dan sikap, tidak memandang maksiat mereka dalam pandangan kebencian, bersyukur dalam khidmat ketika melihat amal-amal bajik mereka, menuntun tiada lelah, memaafkan tiada bosan, terus menjadi pelita yang tiada redup dalam duka dan tiada lekang dalam suka. Karena kita hanyalah seorang "Penyeru" yang berharap hidup akan lebih istimewa dibawah naungannya.
Sebagaimana sebuah ladang subur maka "dakwah" adalah ladang yang tidak pernah mengenal peristiwa " gagal panen" karena seburuk apapun benih yang ditanam tetap akan menghasilkan panen karena kesuburan ladangnya membuat benih mampu bersemai dengan sentuhan hara yang tiada bosan mensuplai energi dan terpelihara oleh zat yang Maha berkuasa. Begitulah perumpamaan dakwah, terlalu merugi manusia yang kemudian mengaggap jalan ini adalah pilihan yang tiada mendatangkan keuntungan. Sungguh semakin panjang perjalanan kita akan selalu bertasbih dan bertahmid kepada yang Maha benar janjiNYA bahwa "dakwah" akan selalu menghantarkan kita pada keuntungan yang dekat sedekat cinta ILAHI kepada hambaNya. Lalu jika sudah demikian mengapa kemudian harus ada keraguan setelah panjangnya perjalanan ? Ya... Ayyuhal Ikhwah berjalanlah dengan kebanggaan pada jalan ini karena telah berlalu orang-orang sebelum kita yang telah meninggalkan jejak menuntun yang tida mungkin kita pungkiri KEMENANGANNYA. font-weight:bold;">